Semoga Bermanfaat !!: APA YANG KAU CARI WAHAI [AKTIVIS] MAHASISWA??

Senin, 10 Januari 2011

APA YANG KAU CARI WAHAI [AKTIVIS] MAHASISWA??

Fahmi Pratama Putra
32110508
1DB16
Tugas Tulisan Manajemen Umum

APA YANG KAU CARI WAHAI [AKTIVIS] MAHASISWA??
OPINI:
Andi Azhar


……………………
Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak buruh tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Tuk bebaskan rakyat
Sepenggal lagu perjuangan ciptaan salah satu mahasiswa dari salah satu Perguruan Tinggi tersebut melambangkan bagaimana idealisme mahasiswa dituntut untuk diaplikasikan dalam masyarakat. Berbondong-bondong mahasiswa turun kejalan meneriakkan tuntutan kebijakan pro rakyat dan semacamnya. Alih-alih memebela segala kepentingan rakyat, mereka mengorbankan kewajiban mereka sebagai mahasiswa.
Sebenarnya apa yang kau cari wahai mahasiswa?

Mahasiswa dikirim oleh orang tuanya belajar ke perguruan tinggi adalah agar menuntut ilmu yang kelak bisa bermanfaat baginya untuk mengarungi samudera kehidupan. Harapan besar orangtua jatuh ke pundak anaknya yang menjadi seorang mahasiswa untuk bisa menjadi orang sukses.
Namun sedikit menguak kehidupan seorang [aktivis] mahasiswa, tatkala mereka lebih mementingkan untuk turun kejalan menyuarakan aspirasi rayat yang [menurut mereka] merupakan perwujudan suara Tuhan, sebenarnya mereka telah mengingkari apa yang menjadi kewajiban mereka. Mahasiswa hidup karena ada uang kiriman dari orangtua. Kita sudah sama saja digaji tiap bulan. Pertanyaannya, jika ada gaji tentunya ada pekerjaan. Ya, pekerjaan seorang mahasiswa adalah belajar dan kuliah. Jika kita tidak melaksanakannya, sama saja kita makan gaji buta. Dan perlu diketahui bahwa pekerjaan makan gaji buta [menurut mereka] adalah salah.*
Lalu, apakah benar [aktivis] mahasiswa memang idealis dan sosialis seperti apa yang ada dipikiran mereka? Bisa kita kaji pertanyaan ini dengan beberapa pendekatan. Salah satunya adalah tingkah laku mereka. Apakah memang kehidupan seorang sosialis yang menuntut tidak adanya kelas dalam masyarakat sudah dilaksanakan dalam kehidupan mereka. Apakah mereka benar-benar sudah peduli dengan masyarakat sekitar yang notabenenya kurang mampu. Atau justru mereka sebaliknya. Tidak pernah berbuat nyata tapi hanya sekedar berteriak-teriak di jalanan demi mencari sensai.
Mahasiswa saat ini sudah terjebak dalam idiom “Mahasiswa adalah agent of change”. Sehingga ketika mereka memasuki dunia kampus yang penuh doktrin, seolah-olah mereka terbuai dengan itu semua. Mereka lupa dengan arti dibalik idiom tersebut.

Lebih baik melakukan tindakan nyata [realistis] dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar daripada terlalu banyak berteori dan berdebat. Karena berdebat dan berteori tanpa aplikasi langsung adalah sebuah “kesalahan”, yang dalam falsafah jawa disebut “jarkoni (iso ngujar ora iso ngelakoni)”. Namun aplikasi langsung tanpa teori dan berdebat juga salah. Namun masih bisa dimaafkan karena masih ada manfaat yang bisa diperoleh walaupun tidak maksimal.
Teori tanpa Aplikasi Is Nothing
Pernyataan tanpa Tindakan juga Nothing
Tapi Tindakan tanpa Persiapan juga Nothing
Selain itu tatkala seorang aktivis ikut dalam sebuah komunitas kajian Islam, namun pada pelaksanaannya semua itu hanya sebuah omong kosong yang menjadi isapan jempol semata yang tidak diterapkan dalam kehidupan seorang [aktivis] mahasiswa. [maaf] Free sex** masih tetap dilakukan, minum-minuman keras masih setiap minggu. Apakah ini yang disebut seorang [aktivis] mahasiswa?
Banyak sudah yang menjadi korban karena keganasan title seorang [aktivis] mahasiswa. Kuliah berantakan, wisuda entah kapan, bahkan tak jarang hubungan dengan keluarga sampai renggang bahkan tak jarang juga sampai di DO dari kampus. Saya ambil contoh adalah saudara M. Dia rela mengorbankan semua waktunya demi mempelajari [maaf] filsafat. Dari mulai filsafat ilmu, sampai filsafat cinta dia gali. Namun kewajibannya sebagai seorang mahasiswa diabaikan. Harapan dan tetes air mata seorang ibu agar anaknya segera selesai kuliah dan menjadi seseorang yang berhasil pupus sudah. Kerja keras membanting tulang demi membiayai anaknya belajar di perguruan tinggi sia-sia.
Lalu apakah sebenarnya yang mau kita cari wahai para [aktivis] mahasiswa?
Ilmu ?
Gelar ?
Title aktivis ?
[maaf] calon istri ?
Tanyakan kepada pribadi masing-masing. Semoga kita bisa menjadi mahasiswa-mahasiswa yang berhasil dunia-akhirat dengan tentunya tak lupa membahagiakan kedua orang tua.
*salah = judgement dari mahasiswa sendiri mengenai tindakan makan gaji buta. Mereka menilai bahwa para anggota DPR dan para PNS kantoran yang kerjaannya hanya membaca koran dan main game itu adalah salah. Hanya makan gaji buta
**free sex = bukan berarti selalu hubungan badan, bisa bermaksud hal-hal lain yang tidak sesuai dengan norma agama dan masyarakat ketimuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar