Fahmi Pratama Putra
32110508
1DB16
ASPEK TEKNIK PRODUKSI (Perencanaan Usaha)
Aspek teknik produksi/ operasi bertujuan menentukan kebutuhan investasi fisik dari suatu usaha. Dalam aspek teknik produksi/ operasi akan dibahas faktor-faktor yang berkaitan dengan hal-hal teknis pembangunan dan pengoperasian perusahaan. Faktor-faktor yang termasuk dalam aspek teknik produksi/ operasi antara lain :
Design Produk/ Jasa
Lokasi
Site Analysis
Penggunaan Tanah Lokasi
Prasarana (Fasilitas) Umum
Fasilitas Penunjang
Mesin-mesin, Instalasi Listrik dan Peralatan Pabrik
Kendaraan
Peralatan Kantor dan Furniture
Bangunan
Pelaksanaan Pembangunan dan Jaringan Keraja
Tata Letak (Layout) Pabrik dan Proses Produksi
Pengoperasian Pabrik
Program Produksi
Proyeksi Kebutuhan Bahan Baku
Kebutuhan Listrik dan Bahan Bakar
Kebutuhan Suku Cadang dan Perawatan Mesin
1. Design Produk/ Jasa
Desigen produk adalah rancangan suatu proses yang menggambarkan secara rinci produk atau jasa yang akan dibuat. Dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen sampai pengujian produk di pasar. Proses design merupakan multi-diciplinary activity karena rangcangan tersebut bukan dihasilkan oleh design engineers sendiri, beberapa pihak ikut memberikan masukan antara lain mulai dari konsumen, bagianriset dan pengembangan, top manajemen, staf pemasaran, oprasi, keuangan termasuk bagian hukum.
Setiap komponen dapat diuraikan lebih lanjutke dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Dalam studi kelayakan usaha harus diuraikan design produk yang akan diproduksi tersebut yang meliputi Spesifikasi produk, gambar produk dan bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut, serta manfaat dari produkbagi konsumen dan keunggulannya dibanding dengan produk pesaing.
2. Lokasi
Lokasi merupakan salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan suatu usaha, karena sangat berpengaruh terhadap biaya produksi dan biaya operasional lain. Diperlukan analisis lokasi berkaitan dengan penetuan lokasi dan ketersediaan fasilitas secara umum yang mendukung operasi perusahaan dilokasi tersebut. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi dapat dibagi menjadi empat kelompok:
Lokasi perusahaan yang sudah ada (existing company location), analisis ini mempertimbangkan pasar yang akan dilayani dan biaya pengangkutan dari lokasi pabrik ke pasar (konsumen). Jika pabrik semen yang ada di pulau Sumatra dan Jawa sudah dapat memenuhi kebutuhan pasar di kedua pulau tersebut dan pulau-pulau sekitarnya, maka pabrik semen baru hanya mungkin dibangun di Papua karena biaya transportasi untuk mengangkut semen, baik dari Jawa atau Sumatra menuju pasar semen Papua sangat mahal. Akan tetapi apabila permintaan pasar di Papua ternyata kecil, barang kali tidak layak membangun pabrik semen disana.
Industrial geography, pemilihan lokasi didasarkan pada bahan baku, pasar dan tersedianya jasa-jasa penunjang lainya seperti jalan, alat transportasi dan tenaga kerja yang dibutuhkan suatu industri. Seperti tambang Emas Freeport di Papua, karena juga menghasilkan tembaga bisa juga dikembangkan induri kabel listrik di sana.
Pemilihan lokasi dekat dengan konsumen, umpamanya usaha perhotelan, rumah sakit, bank, bioskop, mall dan industri minuman.
Pemilihan lokasi ditentukan oleh pemerintah. Pengusaha didorong untuk membangun pabrik di suatu lokasi yang sudah ditentukan pemerintah dengan dengan berbagai fasilitas kemudahan atau pemberian insentif bentuk lain bagi investor.
3. Site Analysis
Analisis terhadap lokasi dilakukan lebih rinci meliputi penelitian terhadap ketersediaan tenaga kerja yang trampil dan respon masyarakat terhadap keberadaan usaha di lokasi yang dipilih. Kondisi tanah juga perlu dipertimbangkan karena akan mempengaruhi biaya kontruksi bangunan tersebut, selain itu ketentuan tata guna tanah yang ditetapkan pemerintah serta perhitunga potensi gangguan.
4. Penggunaan Tanah Lokasi
Dalam pengurusan izin pendirian perusahaan sudah masuk didalamnya izin-izin pembangunan tanah lokasi untuk usaha tersebut. Peruntukan suatu lokasi usaha sudah diatur dalam tata ruang yang dituangkan dalam peraturan pemerintah daerah setempat, umpamanya untuk pabrik sudah disediakan kawasan industri.
5. Prasarana (Fasilitas) Umum
Penyediaan fasilitas umum dapat mendorong kelancaran pembangunan dan pengoperasian sebuah perusahaan serta manfaat bagi masyarakat disekitarnya.Umpamanya jalan kelokasi proyek, jembatan, taman untuk rekreasi atau sekolahan.
6. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang adalah unsur-unsur yang mendukung pembangunan dan pengoperasian proyek yang harus ada di lokasi proyek yang direncanakan antara lain : jaringan listrik, sumber air bersih, kantin asrama/ tempat tinggal karyawan dan tempat parkir yang aman..
7. Mesin-mesin, Instalasi Listrik dan Peralatan Pabrik
Dalam studi kelayakan usaha harus disertakan spesifikasi teknis dari mesin-mesin yang digunakan yang meliputi kapasitas produksi, proses produksi, konsumsi bahan bakar, dan umur teknis mesin. Semua kebutuhan peralatan harus sudah diperhitungkan sebagai satu kesatuan dalam suatu sistem yang terkait dengan kebutuhan pabrik untuk menghasilkan produksesuai kapasitas dan kualitas yang direncanakan. Demikian pula instalasi listrik, air dan sistem penanganan limbah pabrik.
8. Kendaraan
Jenis dan jumlah kendaraan yang dibutuhkan sangat tergantung kepada besarnya proyek, fungsi, lokasi dan mobilitas barang maupun orang. Kendaraan dapat dikelompokkan antara kendaraan direksi, kendaraan operasional dan antar jemput karyawan.
9. Peralatan Kantor dan Furniture
Guna menunjang kelancaran administrasi pembangunan dan pengoperasian usaha dibutuhkan pula peralatan kerja berupa meja, kursi, almari, filling kabinet,mesin ketik, komputer lengkap dan peralatan lainnya sesuai kebutuhan.
10. Bangunan
Rencana pembangunan dan kebutuhan bangunan harus didukung pula dengan gambar-gambar (master plan), maket atau mock-up pabrik atau bangunan tersebut. Kebutuhan bangunan melioputi bangunan untuk produksi (pabrik), perkantoran, showrooms, toko, mess karyawan dan pos Satpam. Bentuk bangunan untuk produksi disesuaikan dengan proses produksi atau dapat pula menggunakan bangunan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan.
11. Tata Letak (Layout) Pabrik dan Proses Produksi
Tata letak mesin-mesin dalam pabrik diatur sebaik mungkin dengan mempertimbangkan sistem produksi, efesiensi ruang, argonomik, keselamatan kerja dan keamanan kerja. Layout pabrik disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Product Oriented Layout, yaitu pengaturan tata letak mesin atau work station menurut urutan proses produksi, mulai dari proses bahan baku sampai barang jadi dan pengemasan. Layout ini banyak digunakan pada pabrik dengan proses produksi berkesinambungan (continuous production process). Transportasi material dari satu alat produksi ke mesin lainnya dengan menggunakan ban berjalan (conveyor).
Process oriented layout, yaitu penelompokan operasi kegiatan, mesin-mesin, peralatan dan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan yang sama pada satu areal tertentu di dalam pabrik. Pendekatan ini disebut juga sebagai functional layout.
12. Pengoperasian Pabrik
Sebelum pengoperasian pabrik perlu disusun rencana dan program produksi yang meliputi proyeksi produksi, proyeksi kebutuhan bahan baku, kebutuhan listrik, kebutuhan bahan bakar, kebutuhan suku cadang, operator, biaya perawatan dan lain-lain.
13. Program Produksi
Rencana program produksi disusun berdasarkan rencana penjualan yang telah dibuat sebelumnya dan perkiraan persediaan akhir barang jadi yang mungkin timbul akibat devisiasi permintaan di atas rencana penjualan. Persediaan barang jadi sebenarnya akan selalu ada selama ada selisih volume produksi dan penjualannya. Persediaan awal barang jadi pada tahun pertama belum ada (nol), sedangkan persedian akhir tahun lalu sama dengan persedian awal tahun berjalan. Jangka waktu proyeksi (time horizone) dari proyek biasanya dibuat sekurang-kurangnya lima tahun.
Proyeksi Kebutuhan Bahan Baku
Memproyeksi kebuthan bahan baku diperhitungkan kebutuhan satu periode produksi dengan jangka waktu tertentu. Proyeksi belanja bahan baku memperhitungkan laju inflasi dan pertimbangan lain.
Kebutuhan Listrik dan Bahan Bakar
Guna menjalankan mesin-mesin produksi dibutuhkan bahan bakar atau tenaga listrik. Untuk keperluan perkantoran dan penerangan dibutuhkan tenaga listrik dari PLN atau Genset dengan bahan bakar. Berdasarkan data konsumsi listrik dan bahan bakar perbulan dapat dibuat estimasi biaya yang dibutuhkan.
Kebutuhan Suku Cadang dan Perawatan Mesin
Terkait dengan aspek teknis dibutuhkan dukungan suku cadang mesin dan perawatan mesin untuk menjamin kelancaran produksi. Kebutuhan suku cadang dan skedul perawatan mesin mengikuti aturan teknis yang diberikan oleh produsen atau pemasok mesin.
Perlakuan akuntansi terhadap pembelian mesin berbeda dengan leasing. Jika perusahaan membeli mesin, maka biaya yang ditanggung meliputi biaya perawatan, biaya penyusutan, dan biaya bunga atas pinjaman untuk membeli mesin tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar